www.flickr.com

16 October 2005

Final Fantasy VII: Advent Children

Wooow... berulang-ulang decak kagum keluar dari mulutku saat menyaksikan film animasi Final Fantasy VII: Advent Children (Cloud & Tifa). Jauh... khususnya dari kualitas animasi yang benar-benar real dan fantastis. Helai demi helai rambut itu terlihat begitu nyata, efek shading dan cahaya pun begitu menakjubkan. Luar biasa, tak salah jika Square Enix bisa dikatakan sejajar atau mungkin lebih jago dari Pixar Studio.

Meski alur ceritanya (bagi yang tidak pernah memainkan game FFVII) memang terasa membingungkan. Tapi semua rasa bingung itu langsung sirna saat menyaksikan scene demi scene adegan dalam FFVII yang syarat dengan adegan action, kejar-kejaran motor dan spesial efek yang luar biasa. Yach... mungkin nanti pada episode-episode FF selanjutnya seperti FFVIII (Squall & Rinoa) Square-Enix harus mulai memperhatikan alur ceritanya pula khususnya pembobotan emosi, karena dalam FFVII ini sangat minim sekali memancing emosi kita, selain hanya decak kagum dan takjub. He..he..he.. tapi yach itulah inti dari FF.

Dan tidak salah kalau Square-Enix memilih FFVII sebagai langkah awal dari sekuel FF nantinya. Karena memang FFVII lah yang menjadi awal dari game legendaris ini. Umm... meski sebelumnya pernah ada film FF juga buatan Square-Enix yang meskipun tidak seheboh ini. Tapi setelah menyaksikan FFVII... aku cuman punya satu keinginan.

I WANT MORE...

13 October 2005

Darkside?

Terlalu lama berada di dunia nyata bergelut dengan urusan bisnis. Membuat aku seakan terlupa pada sisi lain kehidupanku. The Darkside of the Net, ah... sudah semakin tua saja aku ini. Melihat mereka-mereka yang dulu sering kita sebut-sebut sebagai junior atau newbie, kini sudah begitu expert dan mungkin layak disebut sebagai master. Sementara satu persatu hacker yang satu angkatan dengan ku, mulai menghilang satu demi satu ditelan kesibukan dunia nyata masing-masing. Ya... inilah kenyataan perjalanan hidup seorang hacker.

Hal yang sama pernah berlaku bertahun-tahun yang lalu, disaat kami hiruk pikuk menentang sebuah kelompok admin/hacker senior pada masa itu. Satu dari persatu merekapun menghilang, kemudian giliran kami yang merajai sisi gelap itu. Kini kamipun telah mulai menghilang.

Meski aku sendiri hanya berpindah profesi sedikit dari seorang hacker fun-ego menjadi programmer profit oriented, tapi rasanya aku sudah benar-benar melupakan rasanya menjadi seorang hacker. Meski cara hidup dan kerja kurang lebih sama, namun sekarang semua ternilai dengan uang. Yah... itulah hidup, suatu saat nanti kalian akan merasakannya cepat atau lambat.

Jadi tetaplah optimis... hacker is not a bad choice. Menjadi hacker bukanlah sesuatu yang buruk, dan bahkan dari sanalah ilmu terbaik yang bisa kalian dapatkan, sampai nanti suatu saat kalian akan mulai mengerti... bagaimana memanfaatkan hal tersebut untuk mencari uang dengan cara yang legal, profesional dan halal.