www.flickr.com

20 July 2006

Israel Terkutuk!

Lihat! sebelum membaca.

Kebencian dan amarah! itu adalah perasaan yang aku rasakan setelah melihat deretan photo-photo ke brutalan tentara Israel terhadap penduduk bangsa Arab di Palestina. Sebelumnya aku tidak pernah terlalu memperdulikan konflik di kawasan timur tengah ini. Tapi setelah melihat photo-photo itu aku merasa benar-benar benci dan marah terhadap Israel. Pertanyaannku hanyalah bagaimana aku dapat ikut turut serta membalas kepedihan yang telah dirasakan oleh bangsa Arab Palestina.

Sebuah pertanyaan yang cukup singkat, tentara Israel melakukan penindasan terhadap bangsa Arab Palestina menggunakan senjata M16, helikopter Apache & Cobra, pesawat F15 dan F16, semua buatan Amerika Serikat. Dan yang paling menggeramkan semua dibiayai oleh Amerika Serikat, dan dari pajak rakyatnya sendiri.

Jika keluarga Anda menerima perlakukan seperti yang dirasakan oleh bangsa Arab Palestina yang dilakukan oleh Israel. Salahkan jika Anda membalasnya? salahkah jika Amerika Serikat juga menjadi sasaran kemarahan tersebut. Benarkah jika mereka yang berjuang membela keluarganya dari kekejaman bangsa Israel itu malah disebut sebagai teroris? Padahal kita bisa lihat sendiri siapakah teroris yang sebenarnya!

Ya Allah, tunjukkanlah kebesaranmu, tunjukkahlah kebesaranmu, hukumlah mereka yang telah berbuat jahiliah. Hukumlah mereka.

11 July 2006

Hidup Simpel

Berbahagialah orang yang mampu mejalani hidup ini dengan sangat simpel. Kadang aku iri dengan mereka, mereka yang hidup simpel. Antara bekerja untuk makan, makan untuk hidup dan hidup untuk bekerja. Tanpa perlu banyak memikirkan hal yang lain-lain. Tiada banyak tanggung jawab yang harus dipikul, tanpa ada banyak beban yang harus dianggung. Hidup dijalani dengan apa adanya, mengalir dengan tenang tanpa ada arus atau riak yang menggelombang. Kapankah aku bisa seperti itu?

Berbahagialah orang yang mampu mejalani hidup ini dengan sangat simpel. Kalimat itu pernah diucapkan oleh seorang pendeta Taoisme padaku. Berikutnya aku teringat kembali saat melihat seorang pendeta Budha mengucapkannya disalah satu film favoritku. Berikutnya aku kembali baca disebuah koran bernuansa rohani. Dan terakhir pada sebuah lirik lagu dan buku karangan Dee... Simplify.

Aku kembali mengenang kapan sih aku sempat hidup simpel? pernahkah? Akhir-akhir ini rasanya hidupku ini begitu rumit dan komplicated. Pola itu telah berubah, yaitu bekerja untuk bisa hidup, hidup untuk bisa makan, dan makan untuk bisa bekerja. Ya... dulunya aku bekerja hanya untuk bisa makan saja sudah cukup, sekarang... aku bekerja untuk bisa hidup yang lebih baik dan layak. Dulu aku makan untuk bisa hidup, sekarang aku hidup untuk makan apa yang bisa aku beli dan makan. Dulu aku hidup untuk bekerja, sekarang aku harus makan dulu baru bisa bekerja. Serakah?

Mungkin itulah awal dari kerumitan ini. Memang idealsime itu telah tersisih oleh materialisme. Benar kata seorang rekan ku dalam komentarnya materialisme vs idealisme. Saat ini belum lagi kita bekerja sudah bicara masalah uang, belum lagi mendapatkan uang sudah minta makan.

Kembali ke pola hidup simpel. Itulah sepertinya yang harus aku lakukan. Dimana bekerja untuk makan, makan untuk hidup, dan hidup untuk bekerja. Bukan seperti sekarang bekerja untuk hidup, hidup untuk makan, dan makan untuk bekerja.