www.flickr.com

31 May 2006

Andai Aku Mati Esok Hari

Perjalanan hidup siapa yang bisa tahu akan berakhir kapan dan dimana. Ditengah kekhilafan dan kekufuranku, aku ingin diriku mendapatkan hidayah. Hidayah yang dapat membawaku kembali ke jalan-Nya. Aku amat sangat sadar aku benar-benar telah amat sangat berdosa, aku telah meninggalkan-Nya sekian lama, tapi aku tak kuasa untuk kembali, untuk benar-benar kembali.

Andai aku mati esok hari?

Sebuah kalimat yang membuat aku berlinangan air mata, dadaku seolah bergemuruh. Ya Allah apa yang telah aku lakukan? andai aku mati esok hari. Apakah aku masih akan bisa berangkat ke bekerja esok hari, apakah aku masih bisa melihat tawa dan canda si kecil Alya esok hari, apakah aku masih bisa merindukan senyum manis istriku tercinta, hangat peluknya dan damai hatinya, apakah aku masih bisa bertemu sahabat-sahabat ku yang telah setia menemani perjalanan hidupku? Apakah aku masih bisa hidup cukup lama untuk membahagiakan mereka? melihat Alya kecil tumbuh dewasa, menjadi sarjana, menikah. Apakah aku bisa menimang cucu-cucu kecilku? Pertanyaan-pertanyaan... harapan... hanya itu yang tersirat dibenakku, tanpa bisa kutemukan jawabannya.

Andai aku mati esok hari?

Apa yang telah aku lakukan hari ini? kepada berapa banyak orang aku telah berbuat baik? amal ibadah apa yang telah aku lakukan? kebahagiaan apa yang telah aku berikan kepada anak dan istriku, keluarga dan sahabatku? Astagfirullah, hampir-hampir tidak ada. Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri, dengan pekerjaanku, dengan tanggung jawabku yang seolah-olah kian tiada habisnya dan terus menerus bertambah. Nafkah? rejeki yang aku cari memang terus bertambah dan bertambah. Tapi aku selalu lupa untuk mensyukurinya. Seolah-olah hanya materi saja yang aku kejar dan tumpuk ... hanya penyesalan yang bisa aku rasakan, penyesalah yang aku harapkan bisa menjadi pelajaran agar aku tidak salah berbuat lagi hari ini.

Andai aku mati esok hari?

Aku ingin berbuat yang terbaik hari ini. Aku ingin membahagiakan orang lain semampu yang aku bisa, aku akan berusaha sekuat tenaga menepati semua janjiku, aku tidak ingin berbohong lagi, disela-sela kesibukanku aku akan selalu sempatkan untuk shalat, aku ingin semua yang aku lakukan adalah ibadah, ibadah untuk mendapatkan ridha-Nya. Aku ingin memberikan senyum yang termanis dan pelukan yang terhangat untuk keluargaku, seolah inilah saat terakhir aku bersama mereka. Seolah inilah hari terakhir aku bernafas dimuka bumi ini. Karena seandainya... aku mati esok hari, aku ingin hari terakhirku kuhabiskan dengan sebaik-baiknya ibadah.

Syukuralhamdulillah. Kau telah beri nikmat yang sedemikian rupa, jika Kau ingin aku kembali, ijinkan untuk kembali dalam keadaan husnul khatimah. Amien.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home