www.flickr.com

28 May 2006

Gempa Jogja: Sanden Selamat


Gempa bumi 5.9 pada skala richter yang mengguncang Jogjakarta dan sekitarnya pada hari Sabtu (27/05/06) jam 05:54. Telah menghancurkan ribuan bangunan, mengakibatkan korban lebih dari 2500 jiwa meninggal dan ribuan lainnya luka-luka. Seharian keluarga kami hanya mengikuti siaran TV berharap mendapatkan informasi mengenai mbah buyut dan keluarga yang tinggal di Bantul dan Yogyakarta. Tapi berita yang ditayangkan semakin saja membuat kecil hati, Bantul dinyatakan telah rata dengan tanah. Lalu bagaimana dengan Sanden? mbah buyut yang merupakan ibu dari bapak, tinggal disebuah dusun dikecamatan Sanden yang berjarak 15km dari kota Bantul. Sanden yang persis terletak dipesisir pantai selatan, dengan pantainya yang cukup dikenal yaitu pantai Samas. Sementara Bantul saja yang jaraknya cukup jauh dari pesisir pantai hancur rata dengan tanah apalagi dengan Sanden. Kenyataan itu membuat kami sekeluarga menjadi panik, apalagi jaringan telekomunikasi ke Sanden semua tidak bisa dihubungi.

Seharian semalaman kami tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menonton televisi berharap ada wajah yang kami kenali disana, tapi sia-sia saja. Akhirnya bapak memutuskan untuk berangkat, setelah berkoordinasi dengan kakak (pakde) dan keluarga yang lain, sepertinya saat ini cuman itulah pilihan yang terbaik. Segera saya aku langsung menyiapkan transport dan akomodasi untuk keberangkatan, dan langsung mengontak kakak ku yang ada di Surabaya untuk menyiapkan sembako, tenda dan keperluan lainnya untuk langsung dibawa ke Jogjakarta melalui Surabaya. Diluar dugaan keberangkatan bapak ternyata harus tertunda, seluruh tiket pesawat jurusan Surabaya semua telah penuh. Dan paling bisa adalah besok hari ikut penerbangan Lion Air sore.

Siang harinya akhirnya sebuah kabar sampai melalui SMS kepada kami. Bahwa seluruh keluarga yang berada di Jogja dan Sanden selamat, dan rumah mbah buyut pun tidak rusak, hanya retak dibeberapa bagian. Syukurlah, pada malam hari sebelum terjadinya gempa, mbah buyut dan keluarga di Sanden ternyata tengah ada acara selametan, sehingga semua begadang (leklekan) alias tidak tidur semalaman. Akhirnya kami sekeluarga bisa bernafas lega, hal yang paling kami takutkan tidak terjadi. Sanden selamat, dan juga dikabarkan malah sebagian besar pengungsi ternyata menjadikan Sanden sebagai tempat pengungsian. Hmm... kalau dipikir-pikir memang aneh, padahal Sanden sangat dekat sekali dengan pusat episentrum gempa, tapi malah tidak mengalami kerusakan yang berarti.

Tapi apalah yang tidak mungkin, jika semua berkat perlindungan dan pertolongan Allah. Amien.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home