www.flickr.com

04 May 2006

Pembantu Pribadi

Ditengah berbagai kesibukan dan kelelahan kadang selalu saja ada yang terlupakan. Berulang kali aku melupakan janji dengan seseorang, melupakan password administrator yang jumlahnya hampir ratusan dibeberapa tempat, kantor yang pernah aku seting. Semua terjadi dan kini sudah sangat mengganggu. Buku catatan yang sering aku bawa kemana-manapun kadang tidak memungkinkan bagiku untuk mencatat sebuah password disana, karena alasan keamanan. Buku tidak memiliki password atau enkripsi data yang bisa mengamankan apa yang aku tulis disana.

Ini sepertinya sudah saat yang urgent untuk mempunyai sebuah pembantu pribadi. Personal Data Asistance (PDA), ya sebuah komputer saku yang mampu mencatat dan mengamankan semua informasi-informasi yang aku butuhkan setiap saat. Aman, rahasia dan hmm... sepertinya untuk kata diandalkan masih belum bisa aku cantumkan, seperti biasa aku tidak mempercayai mesin 100%.

Sesuai dengan budged yang aku sediakan pilihan pertamaku jatuh pada O2 XDA II. Komputer saku dengan processor IntelXScale 400Mhz ini adalah yang cukup cepat dan memiliki slot ekspansi yang cukup, meskipun kekurangannya adalah pada fitur WiFi. Memang ada O2 XDA IIi yang sudah memiliki fitur WiFi, tapi selain budged ku tidak mencukupi, aku pikir koneksi internet via WiFi masih sulit didapatkan saat ini. Jadi aku tetap memilih untuk menggunakan koneksi via GPRS (64Kbps) saja dan jika perlu koneksi yang lebih cepat cukup disambung dengan bluetoth modem pada ponsel Nokia 6255 CDMA (185Kbps). Atau jika memang benar-benar perlu WiFi, maka cukup membeli sandisk SD-WiFi, yang harganya masih terjangkau.

Pilihan selanjutnya adalah HP Ipaq 6365 yang menggunakan processor Ti-OMAP 186Mhz (dual core processor). Kenapa? Banyak orang juga akhirnya kebingungan antara kedua pilihan ini. Gara-gara fitur WiFi dan baterai hemat yang dimiliki oleh Ipaq 6365. Tapi secara keseluruhan, mulai dari processor, camera dan lain-lainnya pada Ipaq 6365 tertinggal jauh dan kelemahan-kelehaman ini tidak bisa digantikan/ditambahkan seperti kelemahan tidak adanya WiFi pada XDA II.

Mungkin inilah salah satu alasan aku memilih XDA II dibandingkan Ipaq 6365 untuk menjadi pembantu pribadi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home