www.flickr.com

21 August 2005

Pilihan

Hidup selalu dihadapkan pada pilihan. Dan tiap-tiap pilihan akan memberikan konsekuensi sendiri-sendiri. Dan terkadang diri kita pasti bertanya kembali, sudah benarkah pilihan yang telah aku ambil hari ini?

Beberapa hari belakangan ini aku sibuk memikirkan kebenaran dan pembenaran dari setiap pilihanku yang terkadang aku sadari begitu egois. Aku bertahan karena merasa benar, tapi ternyata tidak selalu benar.

Teringat perkataan seorang rekan yang baru saja merayakan ultahnya yang ke 40, dia berkata ... "Aku baru saja menyadari bahwa aku harus belajar mengalah, aku sudah tua sekarang."

Apa maksudnya? --- rasa egoisku seketika meradang.

"Biasalah masa muda, aku merasa diriku yang paling benar," lanjut ucapannya.

Hegh! --- itu aku. Saat ini aku selalu merasa seperti itu.

"Dan sekarang rasanya aku harus mulai bejalar mendengarkan orang lain, memang tak ada salahnya merasa benar dan mempertahankan kebenaran itu. Tapi juga tidak ada salahnya memahami dan menerima pendapat orang lain, jangan langsung menyalahkan pendapat yang berbeda dari pendapat diri sendiri," seolah mengetahui isi kepalaku, dia terus berbicara.

Srrrrrttt --- aku seolah tersedot kemasa lalu, mundur melewati berbagai pilihan yang pernah ku ambil. Berbagai pilihan yang aku putuskan karena aku merasa itu benar.

Dan aku terhenti disebuah persimpangan, dimana 10 bulan yang lalu aku mengambil keputusan yang merubah arah hidupku untuk selamanya. Itulah titik balik terjauhku. Dari sanalah semua perjalanan yang aku lalui selama 10 bulan ini berawal. Dan aku sama sekali tidak merasa tenang sejak aku mengambil arah yang ini.

Terkadang aku berkhayal, andai saja saat itu aku mengambil arah yang lain? Kira-kira bagaimana aku sekarang? apakah aku akan menjadi seperti ini? apakah lebih baik? ataukah lebih buruk?

Terlambat... ya semua sudah terlambat, tidak ada jalan kembali ke persimpangan terlebih mengambil arah yang berlainan dari yang sekarang. Yang ada hanyalah sebuah jalanan yang aku rasakan semakin terasa curam dan berliku.

Shhhhhhh --- kutarik udara memenuhi rongga dadaku dalam-dalam . Ini adalah pilihanku, seberat apapun inilah konsekuensinya, tapi aku tau... jalan curam dan beriku ini akan berakhir disuatu tempat diatas sana. Hanya saja aku gamang... apakah aku mampu untuk mencapainya, aku telah semakin letih.

SOMETIME WE CAN BE TIRED BEING OURSELF -- ITS WHEN YOU WISH BEING SOMEONE ELSE

0 Comments:

Post a Comment

<< Home